( Burung Bumut dan Burung Merak )
Di
daerah Kalimantan timur, tepatnya di kawasan Kabupaten Kutai barat terdapat
beberapa jenis hewan endemik yang belum banyak diketahui olah Masyarakat Dunia.
Salah satunya adalah burung Bumut (Bumut
adalah nama daerah dari burung tersebut), Burung ini sangat mudah dikenali
baik bentuk maupun suaranya,salah satu identitas paling mencolok dari burung
Bumut adalah warna dimana bagian Kepala berwarna hitam hingga Leher sedangkan
bagian Tubuh mulai dari Dada hingga Ekor berwarna merah pudar dengan besar
tubuh hampir sama dengan burung Punai dengan habitatnya adalah Semak Belukar
karena makanannya berupa Serangga dan Hewan-hewan kecil lainnya. Sedangkan
Bomau adalah Burung Merak dengan warna bulu yang indah dan hidup ditengah Hutan
Rimba, untuk saat ini keberadaannya sudah
sangat sedikit dan tidak mudah untuk dijumpai.
Pada
jaman dahulu kala ada sebuah acara yang diadakan disebuah tempat ditengah hutan,
semua binatang hadir karena ini merupakan acara pameran tahunan yang diadakan
hanya setahun sekali oleh para penghuni hutan. Pada masa itu, baik Bumut maupun
Bomau dan semua jenis Unggas lainnya masih berwarna putih polos dan belum
memiliki warna seperti yang kita kenal sekarang, pada saat acara inilah terjadi
pertemuan antara Bumut dan Bomau. Bumut dan Bomau adalah pelukis dengan hasil
lukisan paling menawan dan paling banyak digemari pada acara tersebut, banyak
para peserta dan pengunjung acara yang berani membayar mahal hasil lukisan
Bumut dan Bomau. Tidak puas dengan hanya membeli hasil lukisan saja maka salah
satu pengunjung paling kaya yang ikut hadir dan menjadi peminat karya cipta
Bumut dan bomau ini meminta kepada Bumut dan Bomau untuk berkolaborasi melukis
pada tubuhnya (mungkin sekarang dikenal dengan istilah Tatto pada Manusia),
dengan corak dan warna yang digunakan berdasarkan permintaan sang pengunjung
ini sendiri. Tentu saja dengan bayaran yang tidak sedikit sehingga Bumut dan Bomau
bersedia berkolaborasi untuk melukis di tubuh si pengunjung, proses melukis
pada tubuh Makhluk hidup ini merupakan pengalaman pertama bagi Bumut maupun Bomau.
Seumur hidup mereka tidak ada yang pernah memikirkan untuk melukis pada tubuh Makhluk
hidup, sehingga sampai pada saat acara pameran ini kebanyakan dari tubuh Makluk
hidup hanya memiliki satu warna saja.
Butuh
waktu satu hari satu malam bagi Bumut dan Bomau untuk menciptakan karya seni di
tubuh penguunjung yang satu ini, mereka bekerja sangat hati-hati dan tidak
boleh ada kesalahan sekecil apapun. Jika terjadi kesalahan maka sia-sialah
semua yang sudah mereka kerjakan karena karya yang sedang mereka kerjakan tidak
dapat diulang jika terjadi kesalahan. Setelah melewati beberapa proses panjang
dan ruwet, akhirnya selesailah pekerjaan Bumut dan Bomau dalam menciptakan
karyanya dan pengunjung ini menjadi Burung paling bahagia karena Ia adalah Burung
pertama yang memiliki ide melukis pada tubuhnya dan Ia menjadi burung pertama
yang memiliki warna yang indah diantara Burung-burung lainya dan sekarang
burung tersebut dikenal dengan nama burung Kappou (sejenis burung Cendrawasih
dengan perpaduan warna merah, biru, hijau, kuning dan hitam pada tubuhnya).
Melihat
hasil lukisan pada tubuh Kappou, Burung-burung lainnya pun ikut mengikuti jejak
Kappou dengan melukis pada tubuh mereka masing-masing agar terlihat lebih
elegan dan menarik, tentu saja yang melukis adalah Bumut dan Bomau yang sudah
teruji kulitas lukisannya. Dalam beberpa waktu setelah acara pameran, Bumut dan
Bomau hampir tidak memiliki waktu untuk urusan pribadinya sendiri, mereka sibuk
memenuhi tuntutan kerja yaitu melukis pada tubuh Burung-burung lainnya.
Prioritas pelanggan mereka adalah para Burung, mereka masih enggan melukis pada
tubuh Binatang lainnya. Hasil lukisan dan kulitas serta komposisi warna pada tubuh
pelanggannya disesuaikan dengan berapa harga yang sanggup dipenuhi oleh
pelanggannya.
Pada suatu hari Bomau merenung
sesaat sebelum tidur, mengapa Ia selama ini terlalu sibuk melukis pada tubuh
burung-burung lainnya sedangkan Ia sendiri memiliki warna yang polos dan sama
sekali tidak menarik. Bomau pun menyadari kalau teman satu profesinya yaitu Bumut
juga bernasib sama, dan tentunya Bomau tidak dapat melukis pada tubuhnya
sendiri. Keesokan harinya Bomau mendatangi bumut pagi-pagi buta dan menyatakan
maksudnya bahwa Ia ingin Bumut melukis pada tubuhnya, setelah selesai maka Ia
akan melukis pada tubuh Bumut. Bumut pun setuju dan mereka menentukan waktu
yang tepat untuk melakukan proses “melukis tubuh” antar dua pelukis ulung ini,
namun tempatnya belum mereka tentukan karena Bumut sudah harus melayani
pelanggannya. Konon Bumut dan Bomau memiliki pujaan hati yang sama, yaitu anak
gadis dari Kappou yang mereka lukis beberapa waktu lalu. Sang pujaan hati pun
memberikan respon yang sama posotifnya kepada Bumut dan Bomau, hal ini yang
membuat Bomau gundah dalam kesehariannya. Ketakutannya menimbulkan berbagai
macam ide dibenak Bomau demi bersaing dengan Bumut untuk mendapatkan sang
pujaan hati, akhirnya timbulah satu ide dibenak Bomau yang tidak terlalu
merugikan Bumut namun bisa membuat perbedaan dalam memenangkan persaingan
mendapatkan sang pujaan hati.
Bomau mendatangi Bumut dan
mengatakan bahwa Ia menemukan tempat yang cocok untuk melakukan proses
lukis-melukis ini, Bumut tidak tahu kalau tempat yang dimaksud Bomau berdekatan
dengan jalan Manusia pergi ke ladang, Ia
tidak menyadari kalu saja ada niat tersembunyi dari Bomau dalam hal ini. Pada
hari dan tempat yang sudah ditentukan maka bertemulah duo master pelukis ini,
seperti yang telah disepakati dalam perjanjian sebelumnya maka Bumutlah lah yang
terlebih dahulu melukis pada tubuh Bomau. Bumut melukis dengan sangat tekun,
mencegah berbagai macam kesalahan dengan niat yang tulus dan terciptalah karya
lukis yang indah pada tubuh Bomau yang kita kenal Burung Merak pada masa
sekarang. Setelah Bumut selesai melukis, sesuai dengan perhitungan Bomau maka
dari kejauhan terdengan sayup-sayup suara Manusia berbicara dan semakin lama
semakin mendekat. Lalu Bomau menegatakan pada Bumut kalau mereka ternyata
berada dekat dengan jalan Manusia dan harus segera pergi, disini Bumut
melakukan protes karena Ia belum sempat dilukis tubuhnya oleh Bomau. Dan Bomau
pun dengan rencana yang sudah disusun sebelumnya mengatakan bahwa Ia akan
melukis pada tubuh Bumut, namun karena waktunya tidak cukup banyak maka Ia menyiramkan
tinta hitam di bagian Kepala Bumut dan tinta merah pada bagian Tubuh hingga
Ekor. Sehingga jadilah Bumut berwarna hitam dan merah, dengan rasa marah karena
menyadari maksud dan tipu muslihat Bomau maka terjadilah pertengkaran hebat
antara Bumut dan Bomau.
Dalam pertengkaran ini terjadi
kesepakatan antara Bumut dan Bomau, Bumut akan tinggal di wilayah Semak Belukar
untuk membuktikan bahwa Ia bisa berada dekat dengan Manusia jika Manusialah
yang menjadi alasan Bomau melukis dengan sangat semborono dan terburu-buru pada
tubuhnya, dan sebaliknya Bomau atau Merak harus tinggal di tengah Hutan Rimba
agar terpenuhi alasannya harus menjauh dari Manusia dan jika Ia dilihat oleh Manusia
maka bulunya yang indah hasil karya cipta Bumut akan diambil oleh Manusia dan Momau
akan mati, demikian kutukan yang diberikan oleh Bumut kepada Bomau. Sejak saat
itu baik Bumut maupun Bomau berhenti melukis dan hidup terpisah satu sama lain,
Bomau hidup di tengah Hutan Rimba dan Bumut hidup di daerah Belukar Manusia.
Anak gadis idaman keduanya pun menikah dengan Pria yang dijodohkan oleh Kappou,
hal ini pun sampai ke telinga Bumut dan Bomau, keduanya sangat sedih
mendengarnya.
Pada suatu ketika, Bumut sedang
mencari makan tiba-tiba Ia dikejutkan oleh suara yang memanggil Namanya.
Ternyata yang bersuara tersebut adalah Bomau, dan Bumut pun langsung tersulut
amarahnya karena Bomau masih berani melanggar perjanjian terakhir saat mereka
bertemu tentang batas wilayah hunian. Namun Bomau mengatakan bahwa Bumut harus
mendengar penjelasannya sekali ini saja, lau Bumut memberikan Bomau waktu untuk
menjelaskan maksud kedatangannya. Lalu Bomau menjelaskan bahwa niat pertamanya
untuk saling melukis tubuh satu sama lain diantara mereka adalah niat yang
tulus, namun karena pengaruh rasa cinta dan persaingan terhadap anaknya Kappoulah
yang membuat niat dikepalanya berubah menjadi niat buruk. Dan untuk itu Ia
jauh-jauh mendatangi bumut untuk mejelaskan semuanya, yah semua yang terjadi
setidaknya sampai pertengkaran terakhir mereka, dan Ia jauh-jauh mendatangi
Bumut sebagai bukti tulusnya rasa penyesalan yang mendalam dalam hatinya. Lalu Bomau
pun pamit kembali ke Rimba pada Bumut. Dan begitulah, bagaimana prasaan akan
cinta dan perjuangan mendapatkan Wanita idaman dapat membuat kehancuran yang
sangat mendalam. Esok harinya, Bumut bangun pagi dan mendengar cerita bahwa
kemarin sore ada Burung Bomau meninggal terkena jebakan Manusia. Bumut tidak
dapat membuka mulutnya, Bomau? ya, Ia tahu persis Bomau yang dimaksud. Lalu
kutukannya kah yang berlaku atas nasib buruk Bomau? Bumut tertunduk lesu dan
meneteskan air mata, yah air mata perpisaan tentunya, Sama seperti cerita ini
yang harus berakhir sampai disini.
***Salam
Penulis***
0 komentar:
Posting Komentar
silahkan memberi komentar dengan catatan harus sopan dan tidak menyinggung pihak manapun!!!
untuk hal yang bersifat pribadi silahkan kirimkan ke yerrydhankerz@gmail.com