Cerita Rakyat: Bumut dan Bomau ~ Y-PRODUCTION BLOG

Minggu, 08 Desember 2013

Cerita Rakyat: Bumut dan Bomau


( Burung Bumut dan Burung Merak )

Di daerah Kalimantan timur, tepatnya di kawasan Kabupaten Kutai barat terdapat beberapa jenis hewan endemik yang belum banyak diketahui olah Masyarakat Dunia. Salah satunya adalah burung Bumut (Bumut adalah nama daerah dari burung tersebut), Burung ini sangat mudah dikenali baik bentuk maupun suaranya,salah satu identitas paling mencolok dari burung Bumut adalah warna dimana bagian Kepala berwarna hitam hingga Leher sedangkan bagian Tubuh mulai dari Dada hingga Ekor berwarna merah pudar dengan besar tubuh hampir sama dengan burung Punai dengan habitatnya adalah Semak Belukar karena makanannya berupa Serangga dan Hewan-hewan kecil lainnya. Sedangkan Bomau adalah Burung Merak dengan warna bulu yang indah dan hidup ditengah Hutan Rimba, untuk saat ini keberadaannya sudah  sangat sedikit dan tidak mudah untuk dijumpai.

            Pada jaman dahulu kala ada sebuah acara yang diadakan disebuah tempat ditengah hutan, semua binatang hadir karena ini merupakan acara pameran tahunan yang diadakan hanya setahun sekali oleh para penghuni hutan. Pada masa itu, baik Bumut maupun Bomau dan semua jenis Unggas lainnya masih berwarna putih polos dan belum memiliki warna seperti yang kita kenal sekarang, pada saat acara inilah terjadi pertemuan antara Bumut dan Bomau. Bumut dan Bomau adalah pelukis dengan hasil lukisan paling menawan dan paling banyak digemari pada acara tersebut, banyak para peserta dan pengunjung acara yang berani membayar mahal hasil lukisan Bumut dan Bomau. Tidak puas dengan hanya membeli hasil lukisan saja maka salah satu pengunjung paling kaya yang ikut hadir dan menjadi peminat karya cipta Bumut dan bomau ini meminta kepada Bumut dan Bomau untuk berkolaborasi melukis pada tubuhnya (mungkin sekarang dikenal dengan istilah Tatto pada Manusia), dengan corak dan warna yang digunakan berdasarkan permintaan sang pengunjung ini sendiri. Tentu saja dengan bayaran yang tidak sedikit sehingga Bumut dan Bomau bersedia berkolaborasi untuk melukis di tubuh si pengunjung, proses melukis pada tubuh Makhluk hidup ini merupakan pengalaman pertama bagi Bumut maupun Bomau. Seumur hidup mereka tidak ada yang pernah memikirkan untuk melukis pada tubuh Makhluk hidup, sehingga sampai pada saat acara pameran ini kebanyakan dari tubuh Makluk hidup hanya memiliki satu warna saja.

            Butuh waktu satu hari satu malam bagi Bumut dan Bomau untuk menciptakan karya seni di tubuh penguunjung yang satu ini, mereka bekerja sangat hati-hati dan tidak boleh ada kesalahan sekecil apapun. Jika terjadi kesalahan maka sia-sialah semua yang sudah mereka kerjakan karena karya yang sedang mereka kerjakan tidak dapat diulang jika terjadi kesalahan. Setelah melewati beberapa proses panjang dan ruwet, akhirnya selesailah pekerjaan Bumut dan Bomau dalam menciptakan karyanya dan pengunjung ini menjadi Burung paling bahagia karena Ia adalah Burung pertama yang memiliki ide melukis pada tubuhnya dan Ia menjadi burung pertama yang memiliki warna yang indah diantara Burung-burung lainya dan sekarang burung tersebut dikenal dengan nama burung Kappou (sejenis burung Cendrawasih dengan perpaduan warna merah, biru, hijau, kuning dan hitam pada tubuhnya).

            Melihat hasil lukisan pada tubuh Kappou, Burung-burung lainnya pun ikut mengikuti jejak Kappou dengan melukis pada tubuh mereka masing-masing agar terlihat lebih elegan dan menarik, tentu saja yang melukis adalah Bumut dan Bomau yang sudah teruji kulitas lukisannya. Dalam beberpa waktu setelah acara pameran, Bumut dan Bomau hampir tidak memiliki waktu untuk urusan pribadinya sendiri, mereka sibuk memenuhi tuntutan kerja yaitu melukis pada tubuh Burung-burung lainnya. Prioritas pelanggan mereka adalah para Burung, mereka masih enggan melukis pada tubuh Binatang lainnya. Hasil lukisan dan kulitas serta komposisi warna pada tubuh pelanggannya disesuaikan dengan berapa harga yang sanggup dipenuhi oleh pelanggannya.

            Pada suatu hari Bomau merenung sesaat sebelum tidur, mengapa Ia selama ini terlalu sibuk melukis pada tubuh burung-burung lainnya sedangkan Ia sendiri memiliki warna yang polos dan sama sekali tidak menarik. Bomau pun menyadari kalau teman satu profesinya yaitu Bumut juga bernasib sama, dan tentunya Bomau tidak dapat melukis pada tubuhnya sendiri. Keesokan harinya Bomau mendatangi bumut pagi-pagi buta dan menyatakan maksudnya bahwa Ia ingin Bumut melukis pada tubuhnya, setelah selesai maka Ia akan melukis pada tubuh Bumut. Bumut pun setuju dan mereka menentukan waktu yang tepat untuk melakukan proses “melukis tubuh” antar dua pelukis ulung ini, namun tempatnya belum mereka tentukan karena Bumut sudah harus melayani pelanggannya. Konon Bumut dan Bomau memiliki pujaan hati yang sama, yaitu anak gadis dari Kappou yang mereka lukis beberapa waktu lalu. Sang pujaan hati pun memberikan respon yang sama posotifnya kepada Bumut dan Bomau, hal ini yang membuat Bomau gundah dalam kesehariannya. Ketakutannya menimbulkan berbagai macam ide dibenak Bomau demi bersaing dengan Bumut untuk mendapatkan sang pujaan hati, akhirnya timbulah satu ide dibenak Bomau yang tidak terlalu merugikan Bumut namun bisa membuat perbedaan dalam memenangkan persaingan mendapatkan sang pujaan hati.

            Bomau mendatangi Bumut dan mengatakan bahwa Ia menemukan tempat yang cocok untuk melakukan proses lukis-melukis ini, Bumut tidak tahu kalau tempat yang dimaksud Bomau berdekatan dengan jalan Manusia pergi  ke ladang, Ia tidak menyadari kalu saja ada niat tersembunyi dari Bomau dalam hal ini. Pada hari dan tempat yang sudah ditentukan maka bertemulah duo master pelukis ini, seperti yang telah disepakati dalam perjanjian sebelumnya maka Bumutlah lah yang terlebih dahulu melukis pada tubuh Bomau. Bumut melukis dengan sangat tekun, mencegah berbagai macam kesalahan dengan niat yang tulus dan terciptalah karya lukis yang indah pada tubuh Bomau yang kita kenal Burung Merak pada masa sekarang. Setelah Bumut selesai melukis, sesuai dengan perhitungan Bomau maka dari kejauhan terdengan sayup-sayup suara Manusia berbicara dan semakin lama semakin mendekat. Lalu Bomau menegatakan pada Bumut kalau mereka ternyata berada dekat dengan jalan Manusia dan harus segera pergi, disini Bumut melakukan protes karena Ia belum sempat dilukis tubuhnya oleh Bomau. Dan Bomau pun dengan rencana yang sudah disusun sebelumnya mengatakan bahwa Ia akan melukis pada tubuh Bumut, namun karena waktunya tidak cukup banyak maka Ia menyiramkan tinta hitam di bagian Kepala Bumut dan tinta merah pada bagian Tubuh hingga Ekor. Sehingga jadilah Bumut berwarna hitam dan merah, dengan rasa marah karena menyadari maksud dan tipu muslihat Bomau maka terjadilah pertengkaran hebat antara Bumut dan Bomau. 

            Dalam pertengkaran ini terjadi kesepakatan antara Bumut dan Bomau, Bumut akan tinggal di wilayah Semak Belukar untuk membuktikan bahwa Ia bisa berada dekat dengan Manusia jika Manusialah yang menjadi alasan Bomau melukis dengan sangat semborono dan terburu-buru pada tubuhnya, dan sebaliknya Bomau atau Merak harus tinggal di tengah Hutan Rimba agar terpenuhi alasannya harus menjauh dari Manusia dan jika Ia dilihat oleh Manusia maka bulunya yang indah hasil karya cipta Bumut akan diambil oleh Manusia dan Momau akan mati, demikian kutukan yang diberikan oleh Bumut kepada Bomau. Sejak saat itu baik Bumut maupun Bomau berhenti melukis dan hidup terpisah satu sama lain, Bomau hidup di tengah Hutan Rimba dan Bumut hidup di daerah Belukar Manusia. Anak gadis idaman keduanya pun menikah dengan Pria yang dijodohkan oleh Kappou, hal ini pun sampai ke telinga Bumut dan Bomau, keduanya sangat sedih mendengarnya.

            Pada suatu ketika, Bumut sedang mencari makan tiba-tiba Ia dikejutkan oleh suara yang memanggil Namanya. Ternyata yang bersuara tersebut adalah Bomau, dan Bumut pun langsung tersulut amarahnya karena Bomau masih berani melanggar perjanjian terakhir saat mereka bertemu tentang batas wilayah hunian. Namun Bomau mengatakan bahwa Bumut harus mendengar penjelasannya sekali ini saja, lau Bumut memberikan Bomau waktu untuk menjelaskan maksud kedatangannya. Lalu Bomau menjelaskan bahwa niat pertamanya untuk saling melukis tubuh satu sama lain diantara mereka adalah niat yang tulus, namun karena pengaruh rasa cinta dan persaingan terhadap anaknya Kappoulah yang membuat niat dikepalanya berubah menjadi niat buruk. Dan untuk itu Ia jauh-jauh mendatangi bumut untuk mejelaskan semuanya, yah semua yang terjadi setidaknya sampai pertengkaran terakhir mereka, dan Ia jauh-jauh mendatangi Bumut sebagai bukti tulusnya rasa penyesalan yang mendalam dalam hatinya. Lalu Bomau pun pamit kembali ke Rimba pada Bumut. Dan begitulah, bagaimana prasaan akan cinta dan perjuangan mendapatkan Wanita idaman dapat membuat kehancuran yang sangat mendalam. Esok harinya, Bumut bangun pagi dan mendengar cerita bahwa kemarin sore ada Burung Bomau meninggal terkena jebakan Manusia. Bumut tidak dapat membuka mulutnya, Bomau? ya, Ia tahu persis Bomau yang dimaksud. Lalu kutukannya kah yang berlaku atas nasib buruk Bomau? Bumut tertunduk lesu dan meneteskan air mata, yah air mata perpisaan tentunya, Sama seperti cerita ini yang harus berakhir sampai disini.

***Salam Penulis***

0 komentar:

Posting Komentar

silahkan memberi komentar dengan catatan harus sopan dan tidak menyinggung pihak manapun!!!
untuk hal yang bersifat pribadi silahkan kirimkan ke yerrydhankerz@gmail.com

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Web Hosting